4

Pak Arto: "Berikan Yang Terbaik Dari Dirimu!"

Setelah melewati masa delapan tahun bekerja, saya sangat bersyukur ketika menyadari bahwa salah satu anugerah terbesar dari Yang Maha Kuasa dalam perjalanan hidup saya adalah dipertemukannya saya dengan situasi kerja yang kondusif, rekan kerja yang hebat, dan tim yang memberi dukungan dan semangat untuk maju dalam pencapaian prestasi. Tidak semua orang diberkahi dengan kebahagiaan ini. Kalaupun ya, tidak semua orang pernah seberuntung saya, dipertemukan dengan pimpinan yang bijak yang banyak memengaruhi cara saya di dalam bekerja dan bertindak. Beliaulah sosok pimpinan pertama yang membentuk pondasi mental saya di dalam perantauan pertama saya di sebuah kota di Sulawesi Tenggara: Kendari.

Pada sebuah momen di bulan April 2011, akhirnya saya bertemu kembali dengan pimpinan saya ketika saya masih menjadi pelaksana di Kantor Pelayanan Pajak Kendari. Pak Arto, demikian kami menyapa beliau dalam keseharian kami sejak dulu hingga sekarang. Nyaris tidak ada yang berubah pada pribadi beliau. Masih seperti dulu, ramah dan simpatik. Tawa beliau tetap khas. Nada bicara beliau juga masih lekat dengan aksen Sunda yang halus. Intinya, ketika bertemu, kami serasa berada kembali di ruang waktu di tahun 2003-2004.

Saya ingat ketika pertama kali melapor sebagai staf di unit yang dipimpin beliau di tanggal 21 Juni 2003. Dengan ramah, Pak Arto mempersilahkan saya duduk dan ngobrol tentang berbagai hal, mulai dari perkuliahan di Prodip I hingga hobi. Dari pembicaraan awal kami yang berlangsung selama hampir setengah jam ketika itu, ada sesuatu yang berbeda yang saya rasakan di hati dan pikiran saya. Lega dan gembira, melupakan penat pikiran pemuda tanggung yang merantau dan bekerja untuk pertama kalinya. Dua perasaan itu timbul karena Pak Arto mampu mengalihkan perhatian saya pada dua hal yang akan saya hadapi: tanggung jawab di kantor dan tanggung jawab di luar kantor.

Di kantor, saya ditempatkan di unit kerja beliau dan bertugas sebagai front officer, bertugas di loket penerimaan SPT. Saya bertanggung jawab terhadap pelayanan penerimaan SPT Wajib Pajak selama hari kerja. Sebagai kantor peraih penghargaan sebagai KPP Teladan di tahun 2002, misi itu melekat ke semua jajaran pegawai, termasuk kami para pegawai baru. Kelak, setelah beliau dipindahtugaskan, saya akhirnya dipersiapkan menjadi suksesor bagi rekan-rekan pegawai yang telah mengemban tugas tersebut sebelumnya. Sementara itu, di luar kantor saya bersama rekan-rekan yang lain bertanggung jawab menghidupkan kegiatan olahraga dan wisata rutin, masing-masing setiap minggu dan setiap bulan. Olahraga mingguan kami adalah bermain sepakbola di Stadion Lakidende, sebuah stadion utama Kendari yang menjadi tempat latihan rutin kami bermain sepakbola. Sementara itu, wisata bulanan diisi dengan jalan-jalan, mancing, hiking, dan ngumpul bareng di rumah dinas beliau dirangkaikan dengan makan dan ngobrol tentang apa saja.

Sebelum mengakhiri pembicaraan, Pak Arto berpesan untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dari diri saya untuk siapa saja. Kunci kesuksesan menurut beliau adalah respek orang lain kepada kita bukan karena status kita, melainkan karena kepribadian kita. Selain itu, beliau juga membeberkan "rahasia" yang beliau lakukan selama ini demi memperkuat kinerja stafnya di kantor. Ternyata, salah satu alasan beliau mengajak staf dan pegawai lainnya untuk berkumpul dalam kegiatan olahraga, rekreasi, atau kegiatan lain di luar jam kantor adalah menyelami kepribadiannya. Beliau mempercayai filosofi bahwa dari letihnya tubuh di lapangan bola, dari luruhnya kesabaran menunggu hasil pancingan tiba di tempat mancing, dan dari lelahnya perjalanan menuju dan pulang dari lokasi berwisata karakter asli semua orang terbaca, termasuk stafnya.
Beliau mempercayai filosofi bahwa dari letihnya tubuh di lapangan bola, dari luruhnya kesabaran menunggu hasil pancingan tiba di tempat mancing, dan dari lelahnya perjalanan menuju dan pulang dari lokasi berwisata karakter asli semua orang terbaca, termasuk stafnya.
 Hal itu dikajinya dan menjadi bahan introspeksi untuk pendekatan beliau kepada bawahan. Seingat saya, Pak Arto belum pernah memarahi pelaksananya, termasuk saya, sebab beliau paham bagaimana cara memperlakukan pelaksana yang dipimpinnya dari level terbawah hingga teratas, sehingga dengan sendirinya kami segan jika bekerja tidak maksimal. Pendekatan kepemimpinan modern pertama yang terbaik bagi saya di dalam bekerja adalah metode kepemimpinan beliau. Taktis, berorientasi target, dan mempercayakan pekerjaan sesuai dengan bidang yang dibakati dan disenangi oleh pelaksananya.

Ketika berpisah dengan beliau yang pindah tugas di pertengahan tahun 2004, kami sangat sedih. Kebersamaan terasa sangat singkat. Tetapi kebaikan yang terjalin selalu tertanam di alam bawah sadar dan lubuk hati yang terdalam. Ritual kami mengantar kepergian setiap pegawai yang pindah tugas juga kami lakukan terhadap beliau. Air matapun tak terbendung ketika beliau memeluk satu persatu pegawai yang mengantar beliau. Saya salah satu di antaranya. Bahkan hingga belasan menit setelah pesawat lepas landas, saya tetap tidak dapat menahan air mata saya mengalir memaknai perpisahan sederhana siang hari itu.

Tuhan Maha Mempertemukan. Di rentang waktu yang panjang, tujuh tahun kemudian, kami dipertemukan kembali. Setidaknya di kota yang sama, Jakarta. Syukurlah, kami dipertemukan dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Keadaan yang selalu kami harapkan di dalam doa. Sampai kapanpun, Pak Arto selalu menjadi sosok terbaik di hati saya. Bukan karena status beliau sebagai pemimpin, melainkan karena kebaikan dan keteladanan beliau sebagai pemimpin.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus mas didik..saya suka dgn blog ini..sangat inspiratif dan menggugah semangat utk terus berbuat dan berkarya yg terbaik..jgn berhenti menulis ya mas..

Didik Yandiawan mengatakan...

terima kasih atas dukungannya. mudah-mudahan bisa konsisten menulis hal2 baru :)

Erikson Bin Asli Aziz mengatakan...

salam kenal dengan beliah Dik, aku belajar banyak dari tulisan mu hari ini, walau belum kenal secara personal dengan Pak Arto semoga hikmah hari ini bisa tertanam dengan baik didalam kepribadian ku.

Didik Yandiawan mengatakan...

baik bung erik.terima kasih..

Posting Komentar

Back to Top