Mas Adnan "Fadly Padi": Kenikmatan Cita Rasa Ayam Goreng Lamongan Dari Pondok Jaya

Anda pasti sangat familiar dengan wajah vokalis band papan atas Indonesia dengan karakter vokal yang khas di bawah ini.  Ia menjadi salah satu kunci sukses Padi menghasilkan hits dan album dengan angka penjualan lebih dari 3 juta keping sepanjang sejarah berdirinya Padi hingga saat ini. Popularitas tidak membuat vokalis yang akrab disapa Fadly Padi oleh para SobatPadi ini sombong. Keramahannya masih terjaga. Ini terbukti ketika saya bertemu dengannya di salah satu warung makan kecil di kompleks Perumahan Pondok Jaya. Sebuah pertemuan yang tidak terduga awal di tahun 2009.


Perkenalkan: Mas Adnan, pemilik Warung Ayam Goreng-Nasi Uduk Lamongan yang berlokasi di Perumahan Pondok Jaya Bintaro. Sejak awal mampir di warungnya, pikiran saya selalu terhubungkan dengan kemiripan wajahnya dengan Fadly Padi. Apalagi kalau saya mengajak adik kelas se kosan saya, Amin. Bahkan di beberapa kesempatan, saya selalu mesam-mesem sendiri melihat Mas Adnan, terlebih jika ia tersenyum lebar. Mirip banget sama Fadly Padi! Hehe.

Mas Adnan menjalani kesehariannya di warung ini sejak tahun 2005. Sejak memutuskan untuk menikahi istrinya pada usia 23 tahun pada tahun 2003 silam, Mas Adnan dan istrinya bekerja di lima warung berbeda mengikuti kerabatnya di Jakarta. Mereka telah merasakan berpindah lokasi jualan selama dua tahun pertama pernikahan mereka. Namun, semua berubah lebih stabil ketika di tahun 2005 mereka menentukan lokasi di Kompleks Perumahan Pondok Jaya Bintaro sebagai tempat mereka berjualan. Sejak itu, bersama istrinya ia mulai beroperasi melayani pembelinya sejak pukul 18.15, selepas waktu Maghrib. kadang bisa mulai lebih cepat di hari tertentu.

Makanan di warung ini didominasi oleh menu ayam, mulai dari ayam bakar, ayam goreng, dan soto ayam. Menu lainnya adalah ikan lele goreng serta tahu-tempe goreng. Walaupun pilihan menunya terbatas, makanan yang disajikannya bercita rasa khas Jawa Timur. Yang saya sukai dari warung ini adalah nasi uduknya yang rasanya pulen, nasinya lunak dan enak dikunyah. Bawang goreng yang ditaburkan di atas nasi uduknya selalu renyah dan menggugah selera. Sambal ulek yang menjadi pendamping lauk dan lalapan juga ada di takaran pas lidah saya. Sedikit manis, tidak terlalu pedas, mengandung repihan halus kacang tanah goreng. Bila dilengkapi dengan es teh manis, komplit sudah makan malam saya dengan merogoh kocek senilai 10-12  ribu rupiah.


Mas Adnan juga ramah kepada pelanggannya. Terkadang kami ngobrol tentang apa saja, mulai dari harga beras di pasar induk langganannya, kesibukan terkini, sampai kemiripannya dengan Fadly Padi yang juga dituturkan beberapa pembeli dan kolega kepadanya. Kalau lupa membawa uang, Mas Adnan tetap menyajikan makanan yang dipesan pelanggannya. Makanannya juga selalu habis sebelum warungnya tutup. Ini jadi nilai plus bagi semua tempat makan yang memastikan makanan yang disajikan ke penikmat kuliner selalu fresh. 

Nilai plus lainnya bagi saya adalah warung Mas Adnan bisa dijadikan tempat ngobrol dengan teman tentang berbagai macam topik sampai kita bosan nongkrong di sana. Ketika saya sedang penat dan suntuk dengan rutinitas, warung Mas Adnan jadi tempat menyepi yang pas. Entah melamun, membaca buku atau majalah, mendengarkan musik dari iPod, atau sekedar meneguk kesegaran es teh manis dari gelas hadiah sponsor bir. Mas Adnan dan istrinya sudah paham mood saya sejak saya masuk ke warungnya dan nada bicara saya ketika memesan makanan atau minuman. Hebatnya, mereka tidak sibuk mencari tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pelanggannya. Perlakuan polos dan sederhana ternyata bermakna.

Mas Adnan dan istrinya masih punya cita-cita, ingin membesarkan anaknya. Mereka selalu kagum dengan orang-orang yang sukses yang mampir ke warung mereka. Mereka ingin putra pertama mereka yang kini berusia 7 tahun bisa sukses. Terbukti, walaupun sibuk, saya sering memperhatikan Mas Adnan atau istrinya saling bergantian menemani anak mereka belajar. Jam belajar anak mereka juga rutin. Konsep pendidikan anak yang baik ternyata juga mereka terapkan, walaupun berada di tengah kesibukan melayani pesanan makanan para pembeli. "Batasi nonton TV aja, mas e," jawab Mas Adnan santai namun meyakinkan. 



1 komentar:

haryo mengatakan...

fadly versi item..

Posting Komentar

Back to Top