5

Makan Apa Sekarang??

Saya baru sadar sebenarnya kenapa ada orang hobinya makan aneh-aneh. Tidak semua orang sama porsi makan, jenis makanan, sampai bahkan yang selera satu jenis makanan bisa menyukai bagian yang berbeda dari sebuah makanan. 

Ini berbicara tentang makanan yang benar-benar makanan ya, tapi coba saja  tanya teman sekitarmu sekarang sukanya makan apa, jawaban yang berbeda sampai aneh saja bisa keluar 'out of nowhere' sampai yang aneh dan tidak wajar. Setelah beberapa kali percobaan yang kadang dijawab cantik dengan pertanyaan jawaban " Apa mau nraktir?" dan sebagainya, saya jadi rajin search sana sini, tanya 'mbah Google' dan banyak berdoa saya jadi sampai ke titik kesimpulan. 

Kesimpulan apa yang telah saya teliti dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya atas nama saya sendiri, entah hasilnya bisa membawa gelar Doktor Kehormatan seperti Raja Saudi kemaren atau tidak. Interupsi -- sepertinya saya agak berlebihan setelah baris pertama tulisan ini kecenderungan imajinasi liar makin tidak jelas, konsistensi sepertinya penyakit kronis buat saya -- 

A. Makanan yang akan atau sedang ingin, atau anda harapkan untuk dimakan berkaitan dengan kondisi fisik anda.
 Kalau setelah baca poin ini kening berkerut dan timbul pertanyaan 'Maksudnya.?' di pikiran anda, penjelasan akan saya lanjutkan. Dalam dunia kedokteran jelas disebutkan bahwa tubuh anda memiliki kinerja diluar kesadaran, biasa disebut gerak refleks atau yang tidak diatur dalam kondisi kesadaran kita. Salah satu contoh gerakan ini seperti gerakan jantung atau gerak peristaltik saluran pencernaan. 

Lalu hubungannya dengan makanan yang akan kita makan apa? Proses tubuh ini juga memerlukan bahan mineral, vitamin, atau zat tertentu untuk melakukan tugasnya dan menjaga proses oksidasi tubuh secara keseluruhan, dan secara tidak sadar kebutuhan akan zat tertentu oleh tubuh dimanifestasikan oleh otak dan kesadaran kita menjadi hobi atau keinginan untuk memakan sesuatu yang mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh. 

Tidak percaya?? 

Coba ketika anda flu, hidung meler dan badan tidak enak, pasti anda menginginkan makanan hangat dan pedas. Flu disebabkan oleh virus, melawan virus dengan antibiotik adalah sia-sia, cara terbaik adalah meningkatkan imunitas daya tahan tubuh dengan asupan vitamin C. Nah, salah satu bahan yang menyediakan vitamin C terbanyak adalah cabai, dan makanan yang panas dan hangat itu pastilah mengandung ..... 

B. Makanan yang akan atau sedang ingin, atau anda harapkan untuk dimakan berkaitan dengan kondisi psikologis anda. 
Setelah membaca poin A pasti anda menganggap ini benar, logikanya adalah kondisi psikologis juga mengakibatkan tubuh menghasilkan hormon tertentu, seperti hormon adrenalin ketika anda marah atau serotonin ketika anda senang, beberapa jenis asupan makanan menghasilkan zat atau mineral yang mengahasilkan hormon tersebut. Percaya atau tidak, kita pasti tidak selera makan ketika kita sedang sedih, ketika sedang marah jadi ingin minum air putih dingin dan orang yang senang biasanya minum es buah yang manis, buah-buahan banyak mengandung serotonin ,isopamin, dan endorfin jadi wajar orang yang sedang makan es buah atau sesuatu yang mengandung buah-buahan itu sedang senang dan bisa diharapkan membayar makanan kalau sedang bersama.:P 

C. Makanan yang akan atau sedang ingin, atau harapkan untuk dimakan berkaitan dengan kondisi keuangan anda. 
Poin ini tidak usah saya jelaskan panjang dan lebarnya, seingin apapun anda memakan sebuah makanan tidak akan tercapai kalau kantong anda tidak mendukung, kecuali anda berniat untuk lari setelah memakan makanan itu dan bersiap diteriaki penjualnya, atau minimal anda siap untuk mencuci piring selama setahun disana. 

D. Makanan yang akan atau sedang ingin, atau harapkan untuk dimakan berkaitan dengan kondisi tempat tinggal/ posisi anda berada. 
Yakinlah makanan yang dijual atau disediakan berdekatan dengan posisi anda saat ini pasti lebih sering timbul dipikiran kita ketika kita sedang lapar. Logikanya ketika kita lapar pastinya tidak mau bergerak terlalu jauh, menunggu lama atau direpotkan dengan memesan kursi dan sebagainya, jadi kalau disebelah ada yang menjual makanan apa saja yang bisa mengenyangkan pastilah berkelebat dalam pikiran anda. Jangan coba-coba untuk tidak percaya poin ini karena saya juga malas pergi jauh jauh untuk sarapan pagi dan lebih suka berduduk-duduk ria disamping kantor makan lontong yang rasanya tidak jelas, sekali lagi karena tempat sarapan lain terasa jauh. 

E Makanan yang akan atau sedang ingin, atau harapkan untuk dimakan berkaitan dengan kenangan indah dan pengalaman anda. 
Untuk menjelaskan poin ini saya akan bercerita, ini kisah nyata dan dapat dipertanggungjawabkan. Hari masih pagi ketika saya berangkat kerumah kakak laki-laki ke-5 ku, rumahnya ada di daerah Tangerang, Kotabumi. Sebenarnya (jaraknya) masih dekat dengan Jakarta, hanya saja jalan ke arah sana melalui beberapa titik macet dan jarak yang hanya 24 km kalau dihitung dengan garis lurus pada peta berjarak 4,8 cm pada peta dengan rasio 1:500.000 dan ditempuh dengan waktu 1,5 jam, cukup lama untuk kendaraan roda dua. Tapi malam hari itu makanan kami sudah disediakan dengan baiknya oleh kakak iparku. Gulai ayam yang dimasak khusus untuk merayakan penerimaan rapor anak-anaknya. 

Ini semacam tradisi. Jauh ketika kami semua masih kecil dan bersekolah di kampung, setiap penerimaan rapor, ibu selalu memasak gulai ayam dan dihidangkan dengan doa syukur atas setiap prestasi dan harapan untuk anak-anak yang nilainya jatuh untuk memperbaikinya. Suasana ceria di wajah ketiga anak abangku. (Anak) yang pertama memang tidak juara tapi menurutku nilainya bagus terutama untuk nilai eksakta. Anak kedua jauh lebih memuaskan mendapat peringkat kedua di kelasnya dengan standard nilai yang luar biasa, bahkan saya merasa nilai SD ku tidaklah sebagus ini. Anak ketiga, perempuan, masih TK, dapat rapor yang berisi ceramah untuk anak didik, padahal yang membaca rapor pastilah orang tua, jadi agak lucu ketika dibaca. 

Acara makan dimulai dengan doa syukur dan penyampaian nasehat. Abang masih membawa tradisi keluarga kampung kami disana ke keluarganya ini. Acara utama adalah mengambil bagian dari gulai ayam ini. Bagian itu disusun sesuai tradisi Batak 'manuk na niatur', dengan beberapa bagian yang dipotong untuk memudahkan anak-anak. Urutan yang mengambil bagian pertama itu disesuaikan dengan prestasi dan nilai anak-anak, dan berdasarkan urutan dan pertimbangan anak kedua mengambil terlebih dahulu dari kakaknya, bahkan lebih dahulu dari kedua orang tuanya. Hal yang mudah untuk ditebak Josia, anak kedua mengambil bagian kesukaannya dari piring utama, paha adalah bagian yang paling banyak menjadi favorit. Fery si sulung mungkin berselera berbeda karena dia mengambil bagian dada dalam ayam, Uli anak perempuan tidak mengambil sendiri tetapi dipilihkan oleh ibunya, karena dia masih mau disuapi. 

"Ayo dimakan," abangku membuka gerakan menyendok ayam yang masih berada di piring besar itu. Entah yang lain memperhatikan atau tidak, tetapi aku mengangkat alis ketika bagian ayam yang dipilih abang justru di bagian yang biasa diambilnya ketika acara yang sama kami lakukan puluhan tahun lalu ketika kami berada di kampung: bagian leher. Ya, leher ayam yang alot dan aneh kalau seseorang menyukai bagian itu. Ingatanku memutar memori itu, nilai rapor abang ini memang cukup mengkhawatirkan ketika itu. Nilai merah dan tindakan indisipliner mewarnai kegiatan belajarnya ketika sekolah, dan sesuai urutan nilai dalam pengambilan bagian ayam di pembagian rapor untuk keluarga termasuk urutan terakhir dari sembilan bersaudara, sehingga sering bagian yang tertinggal hanya bagian leher atau buntut. Tapi kali ini berbeda, yang membagi ayam ini hanya kami berenam jadi masih banyak bagian yang tidak tersentuh. Tapi mengapa abang mengambil bagian leher?

Selesai makan dan menambah nasehat kembali ke anak-anak dan saya juga termasuk karena saya masih kuliah, untung IP saya tidak diungkit-ungkit karena hanya dapat tiga koma sekian, Fery mungkin merasa senang karena ada yang nilainya dibawah rata-rata yang di rapornya. Pertanyaan yang tersimpan ketika acara makan tadi saya tanyakan langsung ke abang, "Masih selera sama leher bang?" Ini jawabannya. "Ha ha ha, setiap acara seperti ini biasanya aku sangat rindu dengan semua keluarga, dengan bapak ibu yang dulu sering disusahkan, dengan abang adik semua, entah memang sejak kapan tapi sudah lama memang seleraku jadi aneh setiap memakan ayam, bagian leher ini mengingatkanku tentang kasih sayang bapak dan ibu, menyekolahkan anak-anak sekarang tidak gampang, bahkan sejak punya anak sampai sekarang sering rasanya menyesal dulu suka nakal dan melawan perintah mereka," Kemudian abang berkata, "Eh, kamu tahu yang paling aneh? Pernah aku meminta kakak iparmu untuk membeli ayam hanya lehernya saja, hahahahahhha ternyata ada yang jual dan lebih murah!" Tawa kami berderai malam itu. Makanan memang mengingatkan kita pada sesuatu. Kenangan tak terlupakan dari masa lalu.

*ditulis oleh Harianto Mardos Sianturi, sahabat saya. 

5 komentar:

Didik Yandiawan mengatakan...

:tup

didik mengatakan...

test bung.

Didik Yandiawan mengatakan...

terima kasih postingan pertamanya bang mardos. isinya postingnya bikin kangen rumah.

Nasyarobby mengatakan...

Testing

Anonim mengatakan...

makan gak makan yang penting ngumpul bro..

Posting Komentar

Back to Top