0

Menilai Buku Juga Perlu Dimulai Dari Sampulnya

Don't judge a book by its cover. Idiom ini merupakan metafora populer yang artinya jangan menyimpulkan sesuatu hanya karena melihat tampilan luarnya saja. Idiom ini benar adanya, namun perlu dipahami lagi, bahwa penilaian sesuatu juga perlu dicermati dari tampilan luarnya sebagai satu kesatuan yang utuh dengan isinya.

Tidak dapat dipungkiri, saya termasuk seseorang yang memulai melihat dan mengagumi sesuatu dari tampilan luarnya. Kesan pertama adalah apa yang tertangkap oleh indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan. Dengan mengenali tampilan luarnya terlebih dahulu, citra positif dan negatif tentang sesuatu akan terbentuk dengan sendirinya di benak saya. Setidaknya kesan pertama terhadap tampilan suatu benda memberikan 40% porsi penilaian saya terhadap isi keseluruhan.

Tidak sampai di sana, mengenali dan memahami isi benda tersebut adalah yang terpenting. Sebab, setelah memiliki benda tersebut, kita akan lebih sering disuguhi dengan isi. Itulah sebabnya, isi merupakan hal terpenting ketika memiliki sebuah benda. Isi benda yang terpenting bagi saya adalah sesuai dengan kebutuhan dan menjadi satu kesatuan utuh dengan tampilan luarnya.

Lalu, apa pembeda pendapat saya dengan sudut pandang idiom sebagaimana tertulis pada kalimat pertama? Begini, terkadang saya tidak melihat sesuatu secara utuh. Terutama tentang penilaian terhadap sesuatu, hanya menilai dari satu sisi saja, sisi luar atau sisi dalamnya saja. Hal ini dipengaruhi oleh opini yang telah terbentuk dari awal terhadap benda tertentu, sehingga kepercayaan terhadap penilaian benda tersebut lebih banyak mengandalkan pendapat umum terhadap citra benda tersebut. Padahal, belum tentu apa yang dinilai oleh publik sama dengan penilaian kita, atau penilaian publik bukan merupakan cerminan dari penilaian obyektif. Ada yang abai terhadap isi, ada pula yang abai terhadap tampilan luar.

Menyikapi hal tersebut, ada baiknya jika kita memahami idiom tersebut secara utuh. Selain memaknai isinya, tampilan luar yang baik juga harus melengkapi kebaikan isinya. Ketimpangan akan menciptakan ketidakseimbangan antara tampilan luar dan isi, yang dimungkinkan berakibat luruhnya penilaian secara keseluruhan terhadap benda tersebut. Tampilan luar yang baik juga penting untuk melengkapi penilaian terhadap suatu benda, setidaknya penilaian awal. Bagaimana mungkin kita tertarik dengan benda yang terpajang di etalase, jika tidak dikemas dan dipoles dengan tampilan luar yang unik, berkarakter, ideal, dan menarik? Pertanyaan ini juga selayaknya dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya khususnya bagi pembuat benda: apakah kita rela menyuguhkan isi yang tidak sepadan dengan keanggunan dan keindahan tampilan luarnya?

Pada akhirnya, kualitas adalah segalanya. Baik di luar dan baik di dalam. Saling menyempurnakan satu sama lain sebagai kesatuan benda yang utuh adalah salah satu bentuk kebijaksaan terbaik di dunia. Tak ada pengabaian terhadap salah satu sisi. Dalam konteks kemanusiaan, tidak hanya kemuliaan hati saja yang wajib kita tumbuhkan, tetapi juga penampilan kita sesuai karakter sejati kita. 

Mari melengkapinya mulai dari diri sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top